Wednesday, June 29, 2016

Menuju Puncak Lawu Melalui Jalur Surga (Candi Cetho) Part 1


Jalur candi Cheto kata mereka –kata para pendaki pendahulu kami-, jalur yang diyakini mampu mengekspose sisi lain dari Gunung Lawu, baik dari sisi keindahan alam yang memukau maupun sisi mistik dari jalur tersebut. Semua itu akan kami ceritakan dalam tulisan ini.
Tak pernah terbayang di benakku untuk dapat mengekplor salah satu bukti kebesaranNya,  mendaki gunung ciptaNya yang menyimpan sejuta rahasia keindahan alam semesta.
Berawal saat salah satu teman kuliah ku yang bernama Asadul Islam Al-Farouq berasal dari Bojonegoro berkisah mengenai pengalaman-pengalamannya saat mendaki di beberapa gunung yang ada di pulau jawa sembari memperlihatkan beberapa foto yang ada di HPnya, dengan sangat antusias aku mendengarkan seluruh cerita-ceritanya sesekali menimpalinya dengan beberapa pertanyaan bukti bahwa aku begitu hanyut mendengar kisahnya, dengan lebih antusias ia menjawab semua pertanyaan tersebut hingga pada akhirnya kuberanikan diriku untuk berkata.
“Sad, sebenarnya aku pengen sekali mendaki cuman sayang belum ada wadah penyalur ditambah lagi dengan tugas full nonstop dari instasi”. Sedikit miris ia memperhatikan omonganku, ditimpali dengan anggukan paham akan rutinitas kegiatan yang menggelayutiku.
“oh, iya zed!” jawabnya. Sesungging senyum terukir di bibirnya seolah mendapat jalan terang
“zed, kalau nt mau, besok hari Ahad, Senin aku sama temen-temen punya rencana untuk mendaki gunung Lawu lewat jalur yang jarang dilalui oleh pendaki-pendaki lain!” tawaran yang menggiurkan, namun lagi-lagi keinginanku harus bebenturan dengan kesibukan, kujawab tawaran itu dengan sedikit ada nada menggantung “in sya Allah kalau nggak sibuk”.
Sesampainya di kamar, kupikirkan terus menerus tawaran itu, kutanya ke seluruh senior-senior kamarku mengenai tugas-tugas yang sekiranya ada saat hari-hari tersebut, setelah bertanya dapat disimpulkan bahwa tugas hari itu tidak ada, kalaulah ada dapat dikerjakan jauh-jauh hari. Akhirnya kuhubungi asad dan kuputuskan untuk mengikuti langkahnya menaklukkan puncak gunung lawu melalui jalur surga.
Cukup sulit untuk merekrut tim yang mau mendaki lewat jalur ini, di samping karena jalur yang akan ditempuh cukup sulit dan jarang dilalui, hari yang kami tentukanpun merupakan hari di mana seluruh mahasiswa masih dalam masa-masa ujian.

Malam H-1, Asad memintaku untuk menemaninya membeli perlatan pendakian sepeerti tenda, senter, sarung tangan dan lain-lain. Akupun tak menyia-nyiakan kesempatan ini karena akupun berencana ingin membelinya juga. Saat perjalanan menuju kota Madiun hujan turun deras dan memaksa kami untuk mencari tempat teduh. Setelah agak reda perjalanan kami lanjutkan. 

No comments:

Post a Comment